Dalam hal kekuatan militer konvensional, Iran jauh lebih lemah daripada Amerika Serikat. Namun Iran telah lama mengejar strategi asimetris


Dalam hal kekuatan militer konvensional, Iran jauh lebih lemah daripada Amerika Serikat. Namun Iran telah lama mengejar strategi asimetris yang dapat memungkinkannya untuk menimbulkan kerusakan serius pada berbagai kepentingan AS di kawasan ini.

Korps Garda Revolusi Islam Iran, pasukan yang loyal kepada pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan terpisah dari militer reguler, memiliki unit operasi khusus eksternal yang dikenal sebagai Pasukan Quds yang telah membantu membangun pasukan proksi di tempat-tempat seperti Irak, Lebanon, dan Suriah. Pasukan Quds mendanai milisi seperti Hizbullah, yang sangat kuat dengan sendirinya.

Iran telah menggunakan kelompok jenis tersebut untuk menargetkan Amerika sebelumnya. Awal tahun 2019, perkiraan Pentagon yang direvisi menemukan bahwa pasukan proksi Iran telah menewaskan sedikitnya 608 tentara AS di Irak antara tahun 2003 dan 2011. Proksi Iran dapat kembali menyebabkan kekacauan di Irak dan Afghanistan.

Angkatan Laut Iran juga memiliki keuntungan nyata melawan Amerika Serikat. Sebagai contoh, mereka tidak perlu kapal besar atau senjata untuk memblokir Selat Hormuz, tetapi dapat menggunakan ranjau atau kapal selam untuk memaksa penghentian perdagangan.

Permainan perang Amerika Serikat telah menunjukkan bahwa serangan bunuh diri speedboat dan misil bisa sangat efektif terhadap militer Amerika. Laporan tahun 2017 dari Kantor Intelijen Angkatan Laut AS menemukan bahwa angkatan laut Korps Garda Revolusi Islam Iran, yang berbeda dari angkatan laut reguler Iran serta berfokus pada kapal yang lebih kecil dan lebih cepat tetapi masih merupakan kapal yang dipersenjatai dengan berat, telah menerima lebih banyak tanggung jawab untuk melindungi Teluk Persia.

Kemudian terdapat program rudal balistik Iran, yang digambarkan oleh Proyek Ancaman Rudal di Center for Strategic and International Studies sebagai “persenjataan rudal terbesar dan paling beragam di Timur Tengah.” Ancaman dari teknologi rudal Iran melampaui batas negara. Demikian juga, Hizbullah diperkirakan memiliki persenjataan sebanyak 130.000 roket.

Jika Amerika Serikat terlibat dalam konflik militer dengan Iran, itu mungkin akan membutuhkan tenaga kerja yang signifikan yang sebaliknya dapat digunakan untuk bertahan melawan kekuatan yang lebih besar seperti China atau Rusia. The New York Times melaporkan hari Senin (13/5) bahwa penjabat Menteri Pertahanan Trump, Patrick Shanahan, menyusun rencana untuk mengerahkan 120.000 tentara AS ke kawasa Iran !

0 Komentar:

MOTO

MEDIA PADJAJARAN NUSANTARA INDONESIA
SATUKAN BANGSA BERSAMA MEDIA, BANGSA YANG SATU BANGSA INDONESIA
Alamat : Jalan Pembangunan III No.16 Jakarta Pusat TLP. 0838 7549 4989 - 0815 1706 1151